Sebuah adaptasi yang unik di kaki burung adalah adanya kaki saling berlawanan ibu jari-seperti, yang memungkinkan mereka untuk memahami dan bertengger. Namun, dalam nenek moyang dinosaurus mereka, kaki ini kecil dan non saling berlawanan, dan bahkan tidak menyentuh tanah, menyerupai dewclaws anjing dan kucing. Hebatnya, perkembangan embrio burung menyediakan paralel sejarah evolusi ini: mulai keluar seperti nenek moyang dinosaurus mereka, tapi kemudian basis (metatarsal) menjadi tidak normal, sehingga saling berlawanan.
"Ini adalah salah satu contoh yang paling jelas bagaimana tidak langsung konsekuensi morfologi perubahan genetik dimediasi," Gunter Wagner, genetika evolusi dan profesor di Yale.
Embrio burung bergerak banyak dalam telur selama pengembangan, dan timbulnya gerakan di kaki ini bertepatan dengan memutar basisnya. Botelho juga menunjukkan bahwa di kaki ini, gen pematangan tulang rawan yang diungkapkan pada tahap lebih lambat dari angka lainnya: Ini mempertahankan banyak sel induk membelah dengan cepat untuk jangka waktu lebih lama. Tulang rawan yang belum matang seperti ini sangat plastik dan mudah diubah oleh aktivitas otot.
Observasi ini menyarankan kaki yang memutar sebagai hasil dari kekuatan mekanik dikenakan pada dengan otot-otot embrio. Bukti definitif, bagaimanapun, akan datang dari percobaan. Ketika Botelho diterapkan bromide Decamethonium, agen farmakologis yang mampu melumpuhkan otot embrio, hasilnya adalah kaki non-saling berlawanan dengan lurus, non-twisted dasar identik dengan nenek moyang dinosaurus mereka. Hanya beberapa eksperimen yang dikenal untuk memulihkan sifat dinosaurus pada burung (seperti betis dinosaurus-seperti dan struktur gigi-seperti). Kehancuran dari digit bertengger demikian tambahan baru yang penting, dan hasilnya kini telah diterbitkan dalam Laporan Ilmiah, jurnal akses terbuka dari Nature Publishing Group.
Signifikansi penelitian ini, bagaimanapun, melampaui fakta bahwa kaki dinosaurus-seperti sedang diambil. Penelitian evolusi sering berpusat pada mutasi, namun perkembangan dan evolusi dari kaki bertengger tidak dapat dipahami tanpa kekuatan aktivitas otot embrio. Penelitian ini digambarkan sebagai "benar mekanik perkembangan" oleh Gunter Wagner, seorang ahli genetika evolusi dan profesor di Yale. "Ini adalah salah satu contoh yang paling jelas bagaimana tidak langsung konsekuensi morfologi perubahan genetik dimediasi. Percobaan membuktikan bahwa interaksi tentang sistem organ menyalurkan arah evolusi organisme."